JAKARTA – Gim daring Roblox kini menjamur di semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Popularitas yang masif ini mendorong Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengambil langkah tegas untuk memastikan keselamatan pengguna muda.

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid meminta pengembang Roblox memperbaiki sistem dalam platformnya agar sesuai dengan aturan perlindungan anak yang berlaku di Indonesia.

“Kami menekankan pentingnya menghormati dan menjalankan aturan perlindungan anak yang berlaku di sini,” ujar Meutya usai bertemu dengan perwakilan Roblox Asia Pacific di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat.

Dalam beberapa waktu terakhir, orang tua dan pendidik menyuarakan kekhawatiran atas paparan konten serta interaksi yang tidak layak di Roblox.

Bahkan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sempat mengimbau siswa untuk tidak memainkan gim tersebut.

Menindaklanjuti hal itu, Komdigi meminta Roblox melakukan sejumlah pembenahan, seperti membatasi komunikasi antar pengguna anak, menyaring konten vulgar yang dibuat pengguna (user-generated content), serta memperjelas fitur kontrol orang tua (parental control).

“Pembenahan ini memastikan anak-anak Indonesia terlindungi dari konten dan interaksi yang berpotensi membahayakan di ruang digital,” tegas Meutya, dikutip dari laman komdigi, Senin (18/8/2025).

Sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang sudah terdaftar sejak 2022, Roblox juga diminta berperan membangun ekosistem internet yang aman, bermanfaat, dan produktif di Indonesia.

“Kami berharap Roblox menjadi contoh bagaimana sebuah platform mengutamakan keselamatan pengguna muda, sehingga ruang digital di Indonesia menjadi tempat yang nyaman untuk belajar, bermain, dan berkarya,” tambahnya.

Meutya menegaskan Komdigi akan memberikan waktu kepada Roblox untuk melakukan pembenahan dan akan mengevaluasi secara rutin agar gim tersebut mematuhi regulasi perlindungan anak di Indonesia. (HL)