POSO, SULTENG – Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, langsung mengirim bantuan logistik senilai lebih dari Rp200 juta untuk warga yang terdampak gempa bumi di Kabupaten Poso, Minggu (17/8/2025). Bantuan tersebut bergerak sejak hari pertama bencana.

Kepala Dinas Sosial Sulawesi Tengah, Sitty Hasbia N. Zaenong, menyebut logistik darurat dikirim dari Gudang Sentra Nipotowe Palu.

Bantuan itu mencakup 150 kasur, 100 selimut, 100 paket kidsware, 200 lebih tenda gulung, dan 3 unit tenda serbaguna. Nilai totalnya mencapai Rp202,19 juta.

Selain itu, Pemprov Sulteng juga menyalurkan bantuan pangan dari APBD, antara lain 125 kilogram beras, 250 kaleng ikan sarden, 20 dus mi instan, dan 24 liter minyak goreng. “Kami memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi selama masa tanggap darurat,” kata Sitty.

Bupati Poso, Verna Gladies Inkiriwang, mengapresiasi langkah cepat pemerintah provinsi. “Kami berterima kasih atas kepedulian Gubernur Sulteng. Bantuan ini sangat berarti bagi masyarakat Poso di masa sulit akibat gempa,” ujarnya.

Anwar Hafid menegaskan bahwa penanganan bencana tidak hanya soal logistik, tetapi juga menyangkut keselamatan dan pemulihan warga. “Kami bergerak cepat, bersinergi lintas lembaga, dan menjaga solidaritas agar masyarakat Poso bisa segera bangkit,” tegasnya, Senin (18/8/2025).

Pada Minggu malam, Pemprov Sulteng bersama BNPB dan Kemenko PMK menggelar rapat koordinasi penanganan gempa secara virtual.

Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, memastikan tim dipimpin Andria Yuferryzal telah diberangkatkan ke Poso.

“Tim sudah menuju lokasi untuk mendampingi Bupati dan jajaran dalam penanganan darurat. Kami mencatat tiga kecamatan terdampak, yakni Poso Pesisir Utara, Poso Pesisir Selatan, dan Poso Pesisir. Data awal menunjukkan 10 desa terdampak, 33 warga luka-luka, 37 rumah rusak, serta 4 fasilitas umum ikut terdampak,” ungkap Budi.

BNPB meminta Pemkab Poso segera menetapkan status darurat bencana agar penanganan bisa lebih cepat dan efektif.

Bupati Verna menambahkan bahwa gempa terus mengguncang dalam tiga pekan terakhir, terutama di wilayah Pamona Selatan dan Pamona Tenggara.

Ia menekankan kebutuhan mendesak berupa tenda, terpal, lampu taktikal, makanan siap saji, obat-obatan, perlengkapan bayi, kendaraan operasional, hingga dukungan trauma healing.

“Kami juga berharap penelitian bersama BMKG dan para ahli bisa dilakukan, agar masyarakat mendapat penjelasan ilmiah dan merasa lebih tenang,” jelas Verna. (HL)