BANTAENG, SULSEL – Bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80, Universitas Muslim Indonesia (UMI) meresmikan Gedung Kampus UMI Bantaeng di Desa Nipa-Nipa, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Minggu (17/8/2025).

Peresmian kampus baru itu, dihadiri oleh Bupati Bantaeng Muhammad Fathul Fauzi Nurdin Abdullah, jajaran Forkopimda Kabupaten Bantaeng. Turut hadir pejabat Yayasan Wakaf UMI, Rektorat, dan anggota Senat UMI.

Pembangunan kampus ini, disebut sebagai simbol komitmen membangun peradaban dan memperluas kontribusi pendidikan berbasis nilai-nilai Islam di kawasan selatan Sulawesi Selatan.

Rektor UMI, Hambali Thalib, menegaskan peresmian ini bukan sekadar pembangunan gedung.

“Hari ini kita bukan hanya meresmikan bangunan fisik, tetapi menegakkan komitmen membangun jiwa, akal, dan keterampilan generasi muda yang beriman dan berdaya saing global,” tegas Rektor.

Kampus ini merupakan hasil kolaborasi panjang UMI dan Pemerintah Kabupaten Bantaeng, melanjutkan warisan gagasan Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng periode 2008–2018) yang kini diteruskan secara visioner oleh putranya, Bupati Fauzi.

Rektor menyampaikan penghormatan khusus kepada keduanya, atas fondasi kolaborasi dalam pengembangan SDM dan Kawasan Industri Bantaeng (KIBA).

Gedung baru ini diharapkan menjadi pusat keunggulan (center of excellence) pendidikan tinggi di wilayah selatan Sulsel, menjangkau daerah seperti Sinjai, Bulukumba, Jeneponto, dan Selayar.

UMI akan memperkuat SDM relevan industri melalui link & match, riset terapan, dan inovasi berbasis kearifan lokal dan Islam.

“Kami ingin kampus ini menjadi pusat lahirnya inovasi, kolaborasi lintas sektor, serta integrasi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai keislaman,” ujar Rektor.

Sinergi aktif juga akan dijalin dengan KIBA yang menaungi industri seperti smelter dan manufaktur logam melalui penyediaan SDM, riset energi berkelanjutan, dan kemitraan pendidikan vokasi.

Kerja sama dengan AK Manufaktur Bantaeng juga akan dilanjutkan sebagai model pendidikan kolaboratif, menyiapkan mahasiswa sebagai teknokrat dan insinyur masa depan.

Rektor menyampaikan, UMI saat ini merupakan PTS terbaik luar Jawa dengan akreditasi unggul dua periode, peringkat 19 nasional versi Webometrics, memiliki 112 guru besar aktif (terbanyak di LLDIKTI Wilayah IX), dan membina 33 desa di Sulsel, Gorontalo, dan Maluku Utara.

Melalui kampus ini, UMI menatap Indonesia Emas 2045 dengan optimisme. Rektor menyampaikan Bantaeng akan menjadi simpul strategis di timur Indonesia yang menyatukan pendidikan tinggi, industri, dan inovasi.

“In Sya Allah, lulusan UMI Bantaeng akan memimpin industri teknologi, agribisnis, dan pariwisata global. Bersama masyarakat, kita bangun daerah ini menjadi mandiri, berdaya, dan sejahtera,” ungkapnya.

Rektor mengajak pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat, dan stakeholder menjadikan kampus ini sebagai rumah utama menimba ilmu dan melahirkan karya.

“Dengan izin Allah, UMI hadir untuk membangun masa depan Bantaeng yang lebih maju, adil, dan berkah. Inilah kontribusi peradaban dari kampus Islam untuk negeri,” pungkasnya.

Bupati Bantaeng, Muhammad Fathul Fauzi Nurdin Abdullah, menyatakan kehadiran UMI tidak hanya bermanfaat bagi akademik dan pengembangan SDM, tetapi juga turun langsung menyelesaikan problem masyarakat.

“Ini adalah harapan sebagian besar masyarakat Bantaeng, banyak anak-anak yang sangat berharap bisa berkuliah. Kendalanya orang tuanya tidak mengizinkan kalau kuliah di luar dari Bantaeng,” jelasnya.

Ia berharap kampus UMI bisa mengatasi masalah ini sehingga anak Bantaeng minimal mencapai S1. Menurutnya kehadiran UMI Kampus Bantaeng bisa mengatasi masalah-masalah yang ada di Kabupaten Bantaeng.

Sementara itu, Ketua Pembina YW UMI, H Mansyur Ramly berharap kolaborasi UMI dan Kabupaten Bantaeng terus memberikan manfaat.

“Bantaeng terus berkembang maju menjadi Mitra terbaik bagi masyarakat. Impian masyarakat untuk kemajuan,” tutupnya.(JY)