MAKASSAR, SULSEL – Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menegaskan bahwa dukungan partainya terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto diberikan secara total dan tulus, tanpa embel-embel kepentingan politik untuk masuk dalam kabinet.

“Dukungan NasDem adalah dukungan yang totalitas, dengan kejujuran dan ketulusan hati,” ujar Surya Paloh saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai NasDem, Jumat (8/8/2025). Ia menilai, kompleksitas masalah dan beratnya beban pemerintahan saat ini membutuhkan dukungan seluruh elemen bangsa.

Menanggapi kemungkinan bergabung dalam kabinet, Surya Paloh menegaskan bahwa hal itu bukanlah prioritas partainya.
“Bukan berarti nanti kalau ada kabinet baru NasDem harus ikut. Itu nomor 17. Sekarang baru nomor 1, masih perlu 16 lagi,” ujarnya dengan nada santai.

Menurutnya, NasDem tetap memegang kemandirian dalam memberikan pandangan, kritik, dan saran kepada pemerintah, tanpa harus terikat pada posisi strategis di pemerintahan.

Surya Paloh mengungkapkan bahwa sejak 30 menit setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih, NasDem langsung menyatakan dukungan penuh. Setelah 10 bulan berjalan, sikap itu disebutnya tidak berubah sedikit pun.

Meski demikian, ia menyebut dukungan tersebut akan dievaluasi secara berkala. “Nanti Anda akan mendengar, kita lihat lagi satu tahun, dua tahun, tiga tahun. Kalau kesempatan kita baru 10 bulan kerja, wajar sekali belum mencapai sesuatu yang cukup signifikan. Tapi di tahun kedua, itu lain lagi suasananya,” katanya.

Surya Paloh mengapresiasi sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilainya “super strategis” dan “luar biasa”, khususnya di bidang kemandirian energi dan pangan.

Menurutnya, Indonesia harus segera lepas dari status sebagai salah satu importir BBM terbesar di dunia, sekaligus memaksimalkan potensi sebagai negara agraris untuk mencapai kemandirian pangan. Selain mendukung kebijakan strategis, Surya Paloh menegaskan komitmen NasDem untuk menjaga stabilitas nasional.

“NasDem ingin mengingatkan dan berhadapan dengan siapa saja yang ingin mengganggu stabilitas nasional. Bukan ikut dalam barisan untuk mengganggu,” tegasnya. (HL)