JAKARTA – Jumlah penduduk laki-laki di Indonesia tercatat lebih banyak dibandingkan perempuan pada semester I tahun 2025. Berdasarkan data terbaru dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, terdapat selisih sekitar 2,6 juta jiwa antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan.

Data itu dirilis dalam momentum peluncuran Desain Besar Pembangunan Kependudukan (DBPK) 2025–2045 yang digelar oleh Kemendagri di Jakarta, Jumat (11/7/2025). Secara keseluruhan, jumlah penduduk Indonesia hingga akhir Juni 2025 mencapai 286.693.693 jiwa, atau bertambah sekitar 1,7 juta jiwa dari data enam bulan sebelumnya.

Direktur Jenderal Dukcapil, Teguh Setyabudi, mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk yang signifikan dan ketimpangan komposisi gender ini harus dijawab dengan strategi kependudukan yang matang.

“Pembangunan kependudukan tidak bisa dipandang sebelah mata. DBPK akan menjadi peta jalan untuk memastikan pembangunan manusia berjalan secara terencana dan berkelanjutan,” jelasnya.

Teguh menjelaskan, DBPK akan mendukung pelaksanaan RPJPN dan RPJMN, serta menjadi pedoman bagi seluruh sektor dalam merancang kebijakan berbasis data demografi, termasuk antisipasi terhadap bonus demografi dan ketimpangan gender.

Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengatakan bahwa data kependudukan yang akurat sangat dibutuhkan untuk memastikan pemerataan pembangunan—terutama dalam menentukan kebutuhan dasar seperti sekolah, puskesmas, tenaga kesehatan, dan guru.

“Dengan data yang tepat, kita tidak hanya merencanakan, tapi juga mengukur arah pembangunan bangsa,” tegasnya.

DBPK diharapkan menjadi fondasi utama untuk menyusun program pembangunan lintas sektor yang adaptif terhadap dinamika jumlah penduduk, distribusi usia, dan kebutuhan wilayah.