MAKASSAR, SULSEL – Pergerakan transportasi di Sulawesi Selatan selama Mei 2025 mengalami dinamika menarik. Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat adanya penurunan signifikan pada jumlah penumpang, baik melalui udara maupun laut. Namun, di sisi lain, pergerakan barang justru mengalami peningkatan.
Kepala BPS Sulsel, Aryanto, mengungkapkan bahwa jumlah penumpang angkutan udara domestik turun 18,51 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dengan total hanya mencapai 671,46 ribu orang.
“Penurunan terbesar terjadi di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Pada April melayani lebih banyak, tapi di Mei hanya 664,60 ribu penumpang, turun 18,67 persen,” ujar Aryanto di Makassar, Selasa (8/7/2025).
Namun, tidak semua bandara mengalami penurunan. Bandara Mali Bua di Luwu mencatat kenaikan jumlah penumpang sebesar 9,64 persen. Sedangkan Bandara Pongtiku di Tana Toraja mengalami penurunan 13,18 persen.
Sisi positif datang dari layanan internasional. Aktivitas angkutan udara internasional melalui Bandara Sultan Hasanuddin justru meningkat. Sebanyak 26,16 ribu penumpang tercatat menggunakan layanan internasional selama Mei 2025—naik 20,51 persen dibanding April.
Barang Turun di Udara, Tapi Naik di Laut
Tak hanya penumpang, pengiriman barang melalui udara juga mengalami penurunan. Barang yang dimuat turun 3,15 persen menjadi 5.800,97 ton, sedangkan barang yang dibongkar turun 2,66 persen menjadi 8.913,15 ton. Penurunan terbesar kembali tercatat di Bandara Sultan Hasanuddin.
Sementara itu, Bandara Andi Jemma Masamba dan Rampi di Luwu Utara justru menunjukkan lonjakan pengiriman barang lebih dari 40 persen.
Sementara di jalur laut, tren penumpang juga tak menggembirakan. Hanya 217,46 ribu orang tercatat naik kapal di pelabuhan Sulsel sepanjang Mei, turun drastis 33,31 persen dibanding bulan sebelumnya. Penurunan tertinggi terjadi di Pelabuhan Parepare (42,13 persen), disusul Pelabuhan Makassar (36,38 persen), dan Bajoe (24,86 persen).
Namun, seperti udara, sektor laut menyimpan sisi cerah. Volume barang yang diangkut lewat laut justru melonjak hingga 26,92 persen. Total barang yang dimuat dan dibongkar mencapai 1,55 juta ton. Kenaikan paling tajam terjadi di Pelabuhan Makassar, yakni 39,38 persen.
Meskipun jumlah penumpang menurun, peningkatan pada aktivitas kargo menandakan bahwa roda logistik di Sulawesi Selatan tetap bergerak, bahkan menunjukkan geliat positif di tengah penurunan mobilitas manusia.