Rastranews.id – Dunia kerja global sedang bersiap menghadapi transformasi besar. Menurut laporan terbaru dari World Economic Forum (WEF), pasar tenaga kerja diperkirakan mengalami pertumbuhan 14% pada tahun 2030, namun di sisi lain juga akan mengalami penurunan sebesar 8% di sejumlah bidang akibat disrupsi teknologi.
Laporan yang dikutip dari Gulf News ini mengungkapkan bahwa hampir 39% keterampilan inti pekerja akan berubah dalam enam tahun ke depan. Artinya, pembelajaran berkelanjutan, pelatihan ulang, dan peningkatan keterampilan menjadi kunci untuk bertahan dan beradaptasi dengan peran baru yang muncul akibat tuntutan pasar yang terus berkembang.
Salah satu kekuatan utama di balik transformasi ini adalah akses digital yang meluas. Tren ini diprediksi menciptakan 19 juta lapangan kerja baru, meski di saat yang sama akan menghilangkan 9 juta pekerjaan.
Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan pemrosesan data bahkan akan menciptakan 11 juta peran baru, tetapi menggantikan jumlah yang hampir sama.
Menariknya, bidang-bidang kreatif seperti desain grafis juga disebut tidak luput dari dampak AI generatif, yang mulai mampu mengambil alih tugas-tugas manusia dalam produksi konten visual.
Dengan meningkatnya otomatisasi dan teknologi swalayan, berikut adalah daftar pekerjaan yang diprediksi mengalami penurunan drastis:
• Petugas pos
• Teller bank dan petugas transaksi
• Entri data
• Kasir dan petugas tiket
• Asisten administrasi & sekretaris eksekutif
• Pekerja percetakan
• Petugas akuntansi, pembukuan, dan penggajian
• Petugas pencatatan & penyimpanan stok
• Petugas transportasi & kondektur
• Pedagang keliling & kaki lima
Pergeseran ini dipicu oleh adopsi sistem digital, teknologi pembayaran otomatis, serta penguatan peran mesin dalam kegiatan operasional. WEF menekankan bahwa dunia usaha harus mulai memprioritaskan pelatihan yang tepat sasaran agar tenaga kerja mereka mampu memenuhi tuntutan kompetensi baru.
Di tengah peluang besar dari transformasi digital, ada juga tantangan nyata. Dunia usaha, institusi pendidikan, dan pemerintah perlu bekerja sama membangun ekosistem pelatihan dan adaptasi keterampilan yang inklusif agar tidak ada yang tertinggal dalam arus perubahan besar ini.