Rastranews.id, Aceh— Kementerian Sosial RI memastikan pemulangan sementara 225 siswa Sekolah Rakyat (SR) di Bireuen, Lhokseumawe, dan Pidie Jaya berjalan aman.

Keputusan ini diambil karena banjir sejak akhir November memutus akses, mengganggu logistik, dan meningkatkan risiko keselamatan.

Kepala SRT 25 Bireuen, Nidia Fitri, menyebut banjir disertai listrik padam hingga lima hari membuat siswa ingin pulang untuk berkumpul dengan keluarga.

Banyak guru dan wali asuh juga terdampak, sementara bahan makanan semakin langka.

Pemulangan dilakukan bertahap, sebagian siswa dijemput orang tua, sebagian lainnya diantar pihak sekolah melewati jembatan yang patah.

Bangunan sekolah tetap aman, namun 72 rumah siswa serta 18 rumah guru dan tendik terdampak. Dinas Pendidikan meliburkan kegiatan belajar hingga 20 Desember.

Di SRMP 33 Lhokseumawe, pemulangan dilakukan karena vendor permakanan tidak sanggup menyediakan bahan makanan akibat kelangkaan dan kenaikan harga.

Listrik masih sering padam, sementara genset bantuan Kemensos tertahan di Bireuen akibat akses jembatan putus.

Sebanyak 33 keluarga siswa serta 7 pendidik terdampak banjir. Siswa dijadwalkan masuk kembali pada 11 Desember, dan ujian tetap digelar pada 15 Desember.

Situasi paling berat terjadi di SRT 26 Pidie Jaya. Hujan sejak 21 November memicu banjir bandang.

Orang tua yang coba menjemput siswa sempat dicegah karena rumah mereka juga terendam.

Setelah sepekan, listrik padam total, akses komunikasi terputus, dan bahan makanan tidak tersedia. Gas habis, BBM langka, dan harga telur mencapai Rp100 ribu per papan.

Sekolah akhirnya memulangkan siswa merujuk surat darurat bencana. Sebagian dijemput keluarga, lainnya diantar pihak sekolah.

Banyak siswa masih berada di pengungsian dan guru melakukan kunjungan rumah untuk memastikan kondisi mereka. (MU)