Rastranews.id, Jakastra – Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa berencana lebih sering mengunjungi sejumlah pelabuhan di Indonesia untuk memastikan perbaikan di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) berjalan efektif. Langkah ini dilakukan menyusul sorotan publik atas citra negatif lembaga tersebut.

“Saya akan sering-sering datang ke pelabuhan untuk memastikan mereka (Bea Cukai) nggak main-main lagi,” ujar Purbaya kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (4/12/2025).

Purbaya menjelaskan bahwa pemerintah tengah menyiapkan sistem baru berbasis teknologi untuk meningkatkan akurasi dan transparansi pengawasan.

Pada sektor hasil tembakau, pemerintah akan memasang mesin penghitung dan pencacah rokok di pabrik-pabrik guna memastikan pembayaran cukai dilakukan secara benar. Sistem ini mulai diterapkan awal tahun depan dan ditargetkan berjalan penuh pada Mei atau Juni 2026.

Selain itu, DJBC juga akan mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) di seluruh pelabuhan. Penerapan AI diharapkan dapat memperkuat pengawasan dan meminimalkan praktik curang seperti under invoicing. “Nanti Bea Cukai akan menerapkan sistem AI di setiap pelabuhan,” tegasnya.

Purbaya mengakui citra Bea Cukai selama ini kurang baik, sehingga perbaikan menjadi fokus utama dalam satu tahun ke depan. Ia telah meminta waktu kepada Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan pembenahan tanpa gangguan.

Jika tidak ada kemajuan, DJBC terancam dibekukan dan dialihkan kepada pihak swasta seperti pada era Orde Baru, ketika SGS asal Swiss sempat mengambil alih fungsi Bea Cukai pada 1985.

“Kalau Bea Cukai tidak bisa memperbaiki kinerjanya dan masyarakat masih tidak puas, Bea Cukai bisa dibekukan,” ujarnya.

Ancaman tersebut membuat 16.000 pegawai DJBC berada dalam posisi krusial. Namun Purbaya optimistis para pegawai memahami risiko dan siap berbenah. “Orang Bea Cukai pintar-pintar dan siap untuk mengubah keadaan,” katanya.(JY)