Rastranews.id, Makassar — Beberapa saksi membeberkan kronologi pembunuhan yang menewaskan AY (22) di Kelurahan Gaddong, Kecamatan Bontoala, Senin pagi (1/12/2025).
Berdasarkan keterangan saksi dan keluarga, terungkap adanya dendam lama antara pelaku kepada korban.
AY tewas setelah dikejar dan ditikam kakak kandungnya sendiri, AR, yang kemudian melarikan diri.
Saksi Rosdiana (48), tetangga korban, mengatakan ia mendengar suara ribut ketika hendak pergi ke pasar. Saat keluar rumah, ia melihat pelaku sudah mengejar adiknya dengan membawa senjata tajam panjang.
“Pas di luar, kejar-kejaran (pelaku) sama adeknya bawa parang panjang. Jadi kan kuliat begitu, saya takut dan langsung masuk di rumah,” ujarnya.
Menurut Rosdiana, pelaku menikam adiknya sebanyak empat kali, dua kali di perut dan sisanya di bagian lengan. Padahal korban sempat berlari masuk ke rumahnya untuk mencari perlindungan.
“Sudah mi na tikam-tikam adeknya, saya lari masuk di rumahku. Di belakang pintu di situ terkapar,” kata Rosdiana sambil menunjukkan tempat kejadian
Korban yang kritis sempat dibawa ke Rumah Sakit Akademis, namun nyawanya tidak tertolong. Jenazah dipindahkan ke RS Bhayangkara.
Bapak sambung korban, Nasir (64), mengungkapkan bahwa pelaku telah lama menyimpan kecemburuan terhadap adik-adiknya.
“Cemburunya itu karena dia bilang anaknya yang lain disayang, sementara dia tidak,” ujarnya.
Nasir juga menyebut pelaku pernah mengucapkan ancaman langsung terhadap korban. Ia juga bilang, pertengkaran antara kakak-beradik ini disebut sudah sering terjadi.
“Tapi dia sudah dendam memang. Dia bilang, ‘Baru saya pergi dari sini kalau saya sudah bunuh itu.’”
“Unsur kecemburuan si kakak itu sering tendang-tendang pintu di atas rumah, terus disirami minyak sama si AY ini. Jadi sempat itu hari berkelahi, tapi dendam itu si AR,” terang Nasir.
Pada pagi kejadian, AR diduga menunggu korban yang hendak berangkat kerja. Begitu melihat adiknya keluar rumah menuju jalanan depan losmen, pelaku langsung mengejar dan menyerang menggunakan senjata tajam.
Menurut Nasir, korban tinggal di lantai atas rumah keluarga, sedangkan pelaku biasa tidur di luar rumah.
Korban bekerja serabutan setelah sebelumnya sempat bekerja di Morowali. Sementara pelaku tidak memiliki pekerjaan tetap.
Usai melakukan penikaman, pelaku langsung kabur dari lokasi. Warga yang melihat kejadian hanya mampu menolong korban yang sudah bersimbah darah dengan membawanya ke rumah sakit.
Hingga berita ini diturunkan, pelaku masih dalam pengejaran pihak kepolisian. (MU)


