Rastranews.id, Makassar – Selain mengungkap adanya sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), polisi juga menceritakan perjalanan mereka dalam pencarian Bilqis (4) anak perempuan yang diculik di Makassar dan dibawa hingga ke Jambi, Sumatera.
Kasubnit 2 Jatanras Polrestabes Makassar, Ipda Supriadi Gaffar, menceritakan pasca melakukan penelusuran panjang dengan mengumpulkan keterangan dari para pelaku yang diamankan, tim Jatanras akhirnya mendapat informasi bahwa Bilqis dibawa ke Provinsi Jambi.
”Sampai di Jambi kami koordinasi dengan anggota Resmob didampingi untuk berangkat ke daerah Kerinci. Perjalanan itu kurang lebih 12 jam dari Jambi kota naik mobil,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (10/11/2025).
Setelah mengamankan dua orang tersangka di Kerinci, tim gabungan mendapat informasi bahwa Bilqis telah diserahkan ke salah satu suku di pedalaman hutan Kabupaten Merangin.
”Dari hasil interogasi dua orang pelaku itu sudah menyerahkan ke salah satu suku di daerah Merangin, yaitu Suku Kampung Dalam,” ucapnya.
Di Merangin, Supriadi mengatakan, tim dimediasi oleh pihak Polres Merangin dan tokoh masyarakat berupaya melakukan negosiasi dengan kepala-kepala suku adat untuk menyerahkan Bilqis kembali.
”Tidak ada (negosiasi uang atau benda). Karena itu terkait dengan nyawa orang. Jadi mereka juga punya hati nurani, kami memberikan pengertian bahwa posisikan diri anda bagaimana kalau anak anda diculik,” terangnya.
Supriadi mengaku merasa sedih dalam penjemputan anak perempuan yang diculik di Taman Pakui Sayang ini.
Ia mengatakan, sebagai seorang ayah yang juga memiliki anak, dirinya tak tega membiarkan Bilqis jauh dari orang tuanya.
”Sedih lah, karena ini terkait anak-anak. Kami juga ini orang tua, kalau meninggalkan anak itu bagaimana pikirannya kita,” ungkap Supriadi.
Ipda Supriadi menambahkan, proses negosiasi sempat berlangsung alot antara pihak polisi dan kepala-kepala suku anak dalam yang disebut Tumenggung.
”Sangat alot. Karena mereka itu bertahan. Karena katanya itu anak sudah dianggap sebagai anaknya sendiri,” katanya.
Sempat juga beredar video suku anak dalam saat Bilqis dijemput oleh pihak polisi menangis. Seakan tidak ingin melepasnya kembali ke keluarga asalnya.
”Iya betul. Karena memang hubungan emosional sudah terjalin antara mereka. Jadi waktu kami mau mengambil adik Bilqis itu, adik Bilqis sempat merontak karena menganggap itu bapaknya. Saking dekatnya,” jelas Supriadi.
Setelah melakukan negosiasi dengan pendekatan persuasif, akhirnya suku anak dalam yang tinggal di pedalaman hutan Jambi itu merelakan Bilqis dibawa kembali ke Makassar tanpa syarat.
”Kami tidak sempat masuk ke dalam sekali. Kita cuma menunggu di pertengahan hutan itu. Karena yang negosiasi itu kepala suku,” tandasnya.
Setelah sempat diculik di Makassar pada Minggu (2/11/2025), akhirnya Bilqis dapat dijemput dan tiba kembali di Makassar pada Minggu (9/11/2025).
Kedatangan Bilqis bersama tim Jatanras Polrestabes Makassar disambut haru sejak tiba Bandara sampai ke Mapolrestabes Makassar. (MA)

