Rastranews.id – Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, kini semakin banyak orang mengandalkan makanan cepat saji yang praktis dan menggugah selera.
Namun di balik kelezatannya, makanan tersebut umumnya rendah gizi dan tinggi kalori.
Kondisi ini, ditambah kebiasaan kurang bergerak (sedentary lifestyle), berkontribusi terhadap meningkatnya kasus obesitas dan penyakit metabolik di Indonesia.
Ironisnya, komplikasi akibat gaya hidup tidak sehat kini banyak ditemukan pada usia muda.
Menurut dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K, sudah saatnya masyarakat mempertimbangkan kembali gaya hidup yang dijalani demi kesehatan jangka panjang.
“Gaya hidup sehat bisa dimulai dari langkah sederhana, yaitu membuat pilihan makanan yang cerdas. Pola makan seimbang bukan hanya memberi tubuh nutrisi penting, tetapi juga menjaga kesehatan mental dan energi sehari-hari,” ujar dr. Yohan.
dr. Yohan menyarankan agar masyarakat memperbanyak konsumsi makanan utuh seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein rendah lemak, dan lemak sehat.
Makanan tersebut kaya vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, hingga obesitas.
Meski demikian, makanan kesukaan atau comfort food tetap bisa dinikmati sesekali, selama dalam porsi dan frekuensi yang wajar. Ia juga menekankan pentingnya konsumsi air putih yang cukup setiap hari untuk mendukung fungsi tubuh secara optimal.
Selain memperhatikan kandungan gizi, dr. Yohan menekankan pentingnya menerapkan mindful eating, yaitu makan dengan penuh kesadaran tanpa gangguan dari televisi, ponsel, atau laptop. Dengan cara ini, seseorang dapat lebih peka terhadap sinyal lapar dan kenyang dari tubuh.
“Memasak di rumah dan membawa bekal sendiri bisa menjadi langkah efektif untuk mengontrol bahan makanan, sekaligus menghindari gula tersembunyi dan lemak tidak sehat,”bebernya dikutip, Sabtu (8/11/2025).
dr. Yohan juga mengingatkan pentingnya aktivitas fisik sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Tidak perlu langsung berolahraga berat, perubahan kecil seperti memilih tangga dibanding lift, berjalan kaki lebih jauh, atau bersepeda ke kantor dapat membantu meningkatkan kebugaran.
Disarankan agar setiap orang berolahraga setidaknya 150 menit per minggu, dengan kombinasi latihan ketahanan, kekuatan, dan fleksibilitas.
Menurut dr. Yohan, gaya hidup sehat bukanlah perubahan instan, tetapi komitmen jangka panjang.
“Perubahan kecil yang dilakukan secara konsisten akan membawa dampak besar. Dengan mengutamakan pola makan bergizi dan aktivitas fisik yang cukup, kita dapat menjalani hidup yang lebih aktif, bersemangat, dan optimal,” pungkasnya.(JY)

