MAKASSAR, SULSEL – Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Hasanuddin (LSP Unhas) membuka pelatihan asesor kompetensi gelombang III dan IV yang diikuti 47 peserta dari kalangan dosen dan praktisi. Acara yang berlangsung 1-5 Juli 2025 ini semakin mengukuhkan posisi Unhas sebagai pusat pengembangan sertifikasi profesional di Indonesia Timur, bahkan dinilai BNSP sebagai LSP pendidikan paling berkembang se-Indonesia.
Pembukaan pelatihan ini berlangsung di Unhas Hoten & Covention, Selasa (1/6/2025), dihadiri oleh Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Sektor Pendidikan, Prof. Amilin, yang memberikan sambutan hangat dan apresiasi terhadap inisiatif LSP Unhas. Juga hadir Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. drg. Muh. Ruslin, Sp.BM(K), serta jajaran manajemen LSP Unhas dan para master asesor yang akan menjadi instruktur dalam pelatihan.
Ketua Panitia pelaksana, Dr. Abdul Azis, yang juga merupakan Manajer Bidang Sertifikasi LSP Unhas, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari penambahan ruang lingkup skema sertifikasi yang dikelola oleh LSP Unhas.
“Saat ini ada 72 calon asesor yang dibagi dalam tiga batch untuk 38 skema baru. Peserta pelatihan ini akan memperoleh pelatihan tentang cara melakukan asesmen, dan pada akhir pelatihan akan diuji untuk memperoleh sertifikasi sebagai asesor BNSP,” kata Abdul Azis.
Ketua LSP Unhas, Mukti Ali, ST, MT., Ph.D, menekankan bahwa pelatihan ini merupakan persyaratan wajib untuk menjadi asesor kompetensi. “Kita berharap LSP Unhas menjadi rujukan dalam sertifikasi kompetensi, khususnya sektor pendidikan, bukan saja di Indonesia Timur, namun juga di seluruh Indonesia. Untuk itu, kita rancang peta jalan pengembangan LSP Unhas yang terstruktur dan terukur,” ungkap Mukti Ali.
Sertifikat kompetensi merupakan salah satu instrumen yang dibutuhkan oleh calon pekerja sebagai bukti pengakuan terhadap kemampuan dan keahliannya dalam melakukan suatu bidang pekerjaan. Lulusan perguruan tinggi didorong untuk memiliki sertifikat kompetensi, sehingga BNSP mendorong agar lembaga pendidikan tinggi menyiapkan mekanisme untuk memberi pengakuan terhadap kompetensi lulusan.
Komisioner BNSP Sektor Pendidikan, Prof. Amilin, menjelaskan bahwa LSP Unhas merupakan salah satu LSP yang menunjukkan kemajuan paling aktif. “Dalam usia yang masih sangat muda, LSP Unhas telah dapat menyiapkan sejumlah skema sertifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan lulusan. Unhas memiliki posisi strategis dalam pengembangan LSP di Indonesia,” kata Prof. Amilin.
Ia pun menambahkan, “Makassar ini bisa menjadi ibukota LSP. Kalau mau belajar LSP, khususnya sektor pendidikan, maka datanglah ke Makassar, di kota ini ada Unhas.” Pernyataan ini menunjukkan keyakinan bahwa Unhas dapat menjadi pusat rujukan bagi lembaga sertifikasi di seluruh Indonesia.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Muh. Ruslin, mengungkapkan rasa bangga atas dukungan BNSP terhadap LSP Unhas. “Dalam penyiapan sumber daya manusia unggul, Unhas berkomitmen mengembangkan implementasi sertifikasi lulusan, sehingga mereka dapat lebih mudah terserap di dunia kerja. Sertifikasi lulusan akan meningkatkan reputasi. Hal ini menunjukkan alumni memiliki kompetensi dan siap memasuki dunia kerja,” tegas Prof. Ruslin.
Unhas menargetkan setiap lulusan memiliki minimal satu sertifikat kompetensi, dan untuk program studi vokasi, diharapkan minimal memiliki dua sertifikat kompetensi. “Kami percaya bahwa dengan sertifikasi yang tepat, lulusan Unhas akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja,” tambah Prof. Ruslin.