Rastranews.id, Makassar – Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan, Ali Yafid menerima kunjungan Direktur Pembinaan Masyarakat (Dirbinmas) Polda Sulsel, Kombes Pol Anang Triarsono, di Kantor Kemenag Sulsel, Senin (20/10/2025).

‎Pertemuan ini menjadi ruang konsolidasi antara Kemenag dan kepolisian untuk memperkuat kerja sama pembinaan keagamaan, deteksi dini potensi konflik, dan penguatan moderasi beragama di masyarakat.

‎Dalam diskusi tersebut, Kakanwil Ali Yafid menekankan pentingnya sinergi antar lembaga dalam menjaga stabilitas sosial.

‎Ia menyebut penyuluh agama Kemenag dapat menjadi mitra strategis kepolisian dalam pembinaan keagamaan hingga ke level terbawah masyarakat.

‎“Penyuluh Kemenag juga berkoordinasi dengan aparat keamanan dalam mendeteksi dan meredam potensi gesekan sosial. Prinsipnya, pembinaan keagamaan dan keamanan sosial harus berjalan seiring,” ujar Ali Yafid.

‎Ia menambahkan bahwa Kemenag Sulsel terus memastikan kegiatan keagamaan selaras dengan prinsip moderasi beragama, toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan.

‎Sementara itu, Kombes Pol Anang Triarsono menyampaikan bahwa Polri kini memperkuat pendekatan pemolisian yang melibatkan tokoh agama sebagai bagian dari pencegahan.

‎“Kami di kepolisian berfokus pada langkah preventif. Pendekatan humanis dan pembinaan masyarakat menjadi kunci agar potensi gangguan bisa dicegah sebelum berkembang,” ungkap Dirbinmas Polda Sulsel.

‎Ia menjelaskan Polda Sulsel tengah mengembangkan sistem deteksi dini berbasis koordinasi lintas sektor agar aparat di lapangan dapat langsung berkolaborasi dengan tokoh agama, penyuluh, dan perangkat desa dalam mengantisipasi kerawanan sosial.

‎Kabid Urusan Agama Islam Kemenag Sulsel, Abdul Gaffar turut menegaskan bahwa kolaborasi dengan kepolisian adalah bagian dari strategi pembinaan yang seimbang dan berwawasan kebangsaan.

‎“Kami memastikan setiap lembaga dan kegiatan keagamaan berjalan sesuai prinsip moderasi beragama. Kemenag bersama Polri terus menjaga agar pembinaan masyarakat berlangsung kondusif dan sejalan dengan nilai-nilai toleransi,” jelasnya.

‎Sementara dari Tim Kerukunan Umat Beragama (KUB), Mallingkai Ilyas menambahkan bahwa koordinasi juga dijalin dengan Densus 88 untuk memperkuat pencegahan dini terhadap ideologi kekerasan.

‎“Kita juga sudah bekerja sama dengan Densus 88 agar masyarakat memiliki pemahaman yang kuat tentang bahaya ideologi kekerasan dan mampu menolaknya sejak awal,” terangnya.

‎Ia menegaskan forum-forum kerukunan akan terus diperkuat sebagai wadah komunikasi lintas iman dan kanal dialog antara warga dan pemerintah.(JY)