Rastranews.id, Makassar – Kematian Irna (36), buruh pabrik di Tallo, Makassar, yang awalnya disebut-sebut akibat kesurupan, kini tersibak dugaan lain.
Dua pekan setelah Irna dikuburkan, keluarganya melaporkan adanya dugaan penganiayaan oleh suaminya sendiri ke polisi.
Polisi pun membuka penyelidikan mendalam, mengumpulkan bukti dan keterangan saksi, termasuk dari anak kandung korban.
Berdasarkan laporan keluarga, Satreskrim Polrestabes Makassar langsung melakukan penyelidikan ke rumah korban di Jalan Teuku Umar 12, Lorong 7, Kecamatan Tallo. Hasil penyelidikan awal mengarah pada dugaan kuat keterlibatan suami korban, berinisial A.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Devi Sujana, mengungkapkan bahwa hubungan rumah tangga Irna dan A memang kerap diwarnai pertengkaran. Peristiwa nahas terjadi pada Senin, 22 September 2025, sekitar pukul 06.30 Wita.
“Berdasarkan keterangan saksi dan bukti rekaman video, almarhumah sempat keluar rumah mengambil jemuran, lalu duduk di pintu rumah. Tak lama kemudian, ia tiba-tiba jatuh dan kejang-kejang,” tutur Devi.
Saat itu, anak kedua korban, AL (12), yang menyaksikan ibunya terjatuh, langsung berteriak memanggil ayahnya. Suami korban bersama anak tertua, AN (16), dan beberapa teman AN kemudian memindahkan Irna ke tempat tidur.
Warga sekitar yang melihat kejadian itu sempat merekam karena korban terlihat seperti mengalami kesurupan.
Irna sempat dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Laut dan kemudian dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo. Sayangnya, nyawanya tidak tertolong. Ia menghembuskan napas terakhir pada Jumat, 27 September 2025, sekitar pukul 05.00 Wita.
Dirasa janggal, pihak keluarga akhirnya melaporkan dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami Irna kepada polisi.
“Keterangan saksi memang ada menyebut dugaan kekerasan, termasuk dari anak korban sendiri, AL dan F. Kami juga sudah mendapatkan hasil rekam medis dari Rumah Sakit Wahidin,” ungkap Kompol Devi.
Sebagai langkah lanjutan untuk menguatkan bukti, polisi melakukan ekshumasi atau penggalian jenazah untuk dilakukan otopsi. “Untuk menguatkan bukti, kami lakukan upaya otopsi. Ini juga atas permintaan keluarga almarhumah,” tambahnya. (HL)