Rastranews.id, Makassar – Tekanan dan harapan besar disampaikan para profesor kepada bakal calon rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2026–2030. Hari kedua Penjaringan Aspirasi dan Sosialisasi Bakal Calon Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Periode 2026–2030 berlangsung dinamis dan penuh gagasan strategis di Zona B (Agrokompleks), Selasa (7/10/2025).

Forum yang melibatkan Fakultas Pertanian, Kehutanan, Peternakan, Teknologi Pertanian, serta Ilmu Kelautan dan Perikanan ini dipandu oleh Prof. Aminuddin Syam. Dalam sesi yang berlangsung intensif, sejumlah profesor menyampaikan pesan-pesan kritis dan visioner bagi para calon pimpinan Unhas.

Prof. Makarennu membuka diskusi dengan menyerukan perubahan paradigma, dari konsep Merdeka Belajar menuju “Kampus Berdampak”. Ia menegaskan bahwa kebijakan Merdeka Belajar harus dikembangkan dengan pendekatan transformatif untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

“Unhas telah lebih dahulu menerapkan semangat pembelajaran merdeka melalui penguatan kurikulum, termasuk Mata Kuliah Penguatan Kompetensi (MKPK). Program ini memberikan dampak luar biasa bagi mahasiswa dan perlu dilanjutkan dalam bingkai kampus yang berdampak luas,” tegas Prof. Makarennu.

Isu strategis lainnya diangkat Prof. Rusnadi Padjung dari Fakultas Pertanian, yang menekankan pentingnya penguatan pendapatan Non-APBN (income generating) seiring status Unhas sebagai PTNBH. Namun, ia mengingatkan agar strategi ini dilakukan secara bijak.

“Ada tiga prinsip utama yang perlu dijaga: tidak menaikkan UKT, tidak mengambil alih aktivitas ekonomi masyarakat yang sudah berjalan, dan tidak mengurangi kenyamanan sivitas akademika. Kemandirian finansial harus tetap berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan,” jelas Prof. Rusnadi.

Ia juga menyerukan pembangunan reputasi akademik berkelanjutan melalui penguatan penelitian dan kolaborasi internasional.

Bukti nyata “Kampus Berdampak” dipaparkan oleh Prof. Baharuddin Mappangaja. Ia menyebut keberhasilan inovasi Unhas dalam memperpendek masa panen padi dari enam bulan menjadi hanya tiga bulan sebagai kontribusi riil terhadap ketahanan pangan.

“Kami berharap kepemimpinan rektor ke depan dapat terus mendukung riset-riset terapan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Prof. Baharuddin.

Sementara itu, Prof. A. Mujetahid M, Dekan Fakultas Kehutanan, menyampaikan kabar membanggakan sekaligus tantangan. Ia mengungkapkan bahwa Agriculture and Forestry Unhas kini menembus peringkat 251–300 dunia, menjadi satu-satunya perwakilan di luar Pulau Jawa.

“Prestasi ini harus ditingkatkan. Setiap fakultas di Agrokompleks memiliki keunggulan, seperti potensi madu, gula aren, dan pengelolaan hutan pendidikan, yang perlu didukung kebijakan afirmatif untuk dihilirisasikan,” paparnya.

Prof. Mujetahid juga melihat Hutan Pendidikan Unhas sebagai aset strategis yang berpeluang menjadi pusat akademik sekaligus sumber pendapatan berkelanjutan.

Melalui program pengembangan aren dari hulu ke hilir, hutan ini dapat dimanfaatkan secara kolaboratif oleh berbagai fakultas, sejalan dengan arahan Kementerian.

Pertemuan di Zona Agrokompleks ini menegaskan bahwa calon rektor Unhas ke depan tidak hanya dituntut untuk memimpin secara akademis, tetapi juga mampu mentransformasi universitas menjadi institusi yang berdampak luas, mandiri secara finansial, dan menghasilkan inovasi yang menyentuh kebutuhan masyarakat. (HL)