Rastranews.id, Makassar – Menjaga stabilitas pangan memerlukan strategi yang cermat dan kolaborasi yang solid. Itulah yang ditunjukkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) hari ini dengan menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) secara terkoordinir dan serentak di 24 kabupaten/kota.

Aksi ini bukan sekadar bazar biasa, melainkan sebuah intervensi pasar yang terencana untuk menekan kenaikan harga komoditas strategis seperti beras, minyak goreng, telur, dan gula.

Dengan menggandeng kekuatan Bulog, Bank Indonesia (BI), BUMN, dan asosiasi petani, Pemprov Sulsel membentuk sebuah ekosistem yang mampu menyuplai pangan murah dan berkualitas langsung ke tangan konsumen.

“Ini adalah upaya sistematis kami. Dengan gerakan serentak, kami menciptakan supply chain (rantai pasok) yang pendek, sehingga harga di tingkat konsumen bisa kita kendalikan,” papar Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, M. Ilyas.

Ilyas menekankan, fokusnya adalah pada stabilitas dan keterjangkauan. Beras SPHP yang dijual Rp11.400/kg diharapkan menjadi patokan harga yang sehat di pasar.

Keberhasilan model kolaborasi ini, menurutnya, akan menjadi blueprint untuk program serupa di masa depan, bahkan diperluas jangkauannya hingga ke pulau-pulau terpencil seperti yang sudah dilakukan di Pulau Lajukkang.

Dengan langkah ini, Pemprov Sulsel tidak hanya membantu daya beli masyarakat, tetapi juga mengirim sinyal kuat kepada spekulan dan pelaku pasar bahwa pemerintah serius menjaga iklim perekonomian yang stabil. (HL)