Rastranews.id, Makassar – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, secara langsung meninjau progres pembangunan pabrik es pertama yang diperuntukkan bagi masyarakat kepulauan.
Berlokasi di Pulau Barrang Lompo, Kecamatan Sangkarrang, fasilitas ramah lingkungan bertenaga surya ini ditargetkan beroperasi penuh akhir Oktober 2024 dan menjadi solusi utama bagi nelayan dalam menjaga kualitas hasil tangkapan ikan.
Kunjungan yang dilakukan Jumat (19/9/2025) ini menegaskan komitmen kuat Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dalam membangun kemandirian ekonomi dan memangkas kesenjangan fasilitas antara wilayah daratan dan kepulauan.
“Walaupun jarak dengan daratan tidak terlalu jauh, ketimpangan sosial di wilayah kepulauan masih terasa. Karena itu, pemerintah wajib hadir dengan intervensi nyata. Kehadiran pabrik es ini adalah bentuk nyata agar kehidupan masyarakat dan nelayan di Sangkarrang bisa lebih sejahtera,” tegas Munafri.
Pabrik es yang merupakan buah kolaborasi strategis antara Pemkot Makassar, perusahaan konsultan asal Jepang PT Oriental Consultants Indonesia (PT OCI) dan Oriental Consultant’s Global (OC Global), Kyuden Mirai Energy, serta Universitas Hasanuddin ini digadang-gadang akan merevolusi rantai dingin perikanan di kepulauan.
Fasilitas ini tidak hanya menjadi yang pertama, tetapi juga mengusung konsep ramah lingkungan. Dengan kapasitas produksi tiga ton per hari, pabrik ini mengandalkan panel surya dan baterai sebagai sumber energi utama, dilengkapi dengan sistem pengolahan air sumur yang otomatis.
“Dengan adanya pabrik es di sini, ikan hasil tangkapan nelayan dapat lebih lama bertahan dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Ini akan menjadi jalan keluar agar kualitas ikan kita bisa memenuhi standar pasar, bahkan untuk ekspor, sehingga pendapatan nelayan meningkat,” jelas Wali Kota.
Munafri juga berharap kehadiran pabrik ini dapat memicu multiplayer effect bagi perekonomian warga setempat.
“Kalau nanti banyak orang datang membeli es di sini, masyarakat pulau bisa menyambutnya dengan membuka warung, menjual kebutuhan lain, atau jasa pengiriman. Jadi, manfaatnya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” tambahnya.
Dalam kunjungan tersebut, perwakilan OC Global, Michino, menyampaikan laporan progres pembangunan yang telah dimulai sejak Januari 2025.
“Saat ini, mesin pembuat es sudah melalui tahap uji coba (commissioning) dan siap digunakan. Sementara untuk panel surya, kami masih menunggu proses registrasi SLO (Sertifikat Laik Operasi). Harapannya, akhir Oktober 2025 ini pabrik sudah dapat beroperasi penuh dengan mengoptimalkan tenaga surya dan baterai,” ungkap Michino.
Michino merincikan, proses produksi es memakan waktu sekitar delapan jam sekali jalan. Pada tahap awal, produksi tidak akan dijual bebas melainkan diberikan terlebih dahulu kepada kelompok nelayan terpilih.
“Tujuannya untuk edukasi dan sosialisasi penggunaan es yang tepat dalam menjaga kualitas ikan. Setelah itu, distribusi akan diperluas secara bertahap hingga melibatkan pengepul kecil di pulau ini,” pungkasnya. (HL)