Rastranews.id, Makassar – Alokasi stimulus pemerintah senilai Rp200 triliun untuk lima bank BUMN (Himbara) dipandang membawa angin segar sekaligus tantangan bagi perbankan nasional, termasuk bank daerah seperti Bank Papua.

Meski tidak menerima kucuran dana langsung, Kepala Bank Pembangunan Daerah (BPD) Papua Cabang Makassar, Alexander Iwan, meyakini kebijakan ini akan memengaruhi dinamika persaingan perbankan, khususnya dalam hal Dana Pihak Ketiga (DPK) dan suku bunga kredit.

“Secara langsung Bank Papua tidak mendapat kucuran, tapi tetap ada efeknya. Ini akan berpengaruh pada DPK secara keseluruhan, karena di bank BUMN mungkin akan terjadi penurunan suku bunga,” jelas Iwan via telepon, pada Kamis (18/9/2025).

Iwan memproyeksikan, penurunan suku bunga deposito di bank-bank Himbara (BNI, BRI, Mandiri, BTN, BSI) justru dapat menjadi peluang. Nasabah yang mencari yield deposito lebih tinggi berpotensi beralih ke bank di luar Himbara, termasuk bank daerah.

Stimulus yang digelontorkan pemerintah bertujuan mendongkrak pertumbuhan kredit dan memacu sektor riil.

Menurut Iwan, efek berantainya berpotensi dirasakan pelaku usaha di daerah.

“Bank BUMN pasti akan berpikir bagaimana kredit itu bisa tersalurkan, kemungkinan dengan menurunkan suku bunga kredit,” ungkapnya.

Kondisi ini membuka peluang bagi Bank Papua. Jika segmen usaha tertentu tidak terjangkau oleh bank nasional, permintaan pembiayaan yang terlimpah dapat mengalir ke bank daerah.

Di balik peluang, tantangan terbesar adalah menjaga daya saing. Dengan dana besar dan murah dari pemerintah, ruang gerak Bank Papua untuk menurunkan suku bunga kredit relatif terbatas.

“Otomatis itu menjadi kendala. Kalau kami turunkan suku bunga kredit, itu akan menjadi beban karena dana yang kami kelola tidak sebanyak bank BUMN,” jelas Iwan.

Meski demikian, Bank Papua menegaskan komitmennya untuk tetap fokus pada segmen pasar utamanya.

Bank ini optimis dapat mempertahankan peran vitalnya dalam mendukung UMKM dan pembangunan ekonomi lokal, meski dengan tekanan kompetisi yang tak terelakkan. (HL)