Rastranews.id, Maksssar – Nilai ekspor Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kontraksi pada periode Januari hingga Juli 2025.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel mencatat nilai ekspor yang dikirim melalui pelabuhan di provinsi tersebut mencapai US$927,98 juta, atau turun signifikan sebesar 19,52 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024.

Kepala BPS Sulsel Aryanto mengatakan bahwa pelemahan ini juga terlihat pada performa ekspor bulanan.

Pada Juli 2025, nilai ekspor Sulsel tercatat sebesar US$146,35 juta, turun 15,73 persen dibandingkan dengan realisasi Juli tahun sebelumnya.

“Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya kinerja dua komoditas andalan yaitu besi dan baja, dan nikel,” katanya melalui siaran pers (1/9/2025).

Ekspor komoditas besi dan baja mengalami penurunan paling besar, yakni merosot US$72,31 juta atau 26,80 persen.

Sementara itu, ekspor nikel juga tercatat turun US$45,62 juta atau 8,28 persen dibanding periode Januari-Juli 2024.

Meski mengalami penurunan tahun year on year (yoy) nikel tetap menjadi penyumbang terbesar bagi ekspor Sulsel.

Pada Juli 2025, nilai ekspor nikel mencapai US$83,69 juta dan menyumbang 57,19 persen dari total nilai ekspor provinsi tersebut.

“ bila dibadingkan bulan sebelumnya Juni 2025 ekspor nikel justru menunjukkan perbaikan dengan kenaikan 9,34 persen,” jelasnya.

Komoditas penyumbang terbesar berikutnya adalah besi dan baja senilaj US$22,02 juta diikuti oleh biji-bijian berminyak US$13,22 juta dan kakao S$9,20 juta

Di tengah pelemahan umum, terdapat sedikit catatan positif. Garam, belerang, dan kapur*m menjadi komoditas dengan pertumbuhan ekspor tertinggi secara kumulatif, yang nilainya melonjak 55,36 persen atau setara US$13,78 juta dibanding periode Januari-Juli 2024. (MA)